Kemarin
Cerpen karya : Cynthia Novelia
Kemarin, hari Senin, di bulan Desember. Aku mlihat foto profile-mu di salah satu media sosial. Kamu tengah membiarkan pundakmu disandarkan oleh pundak pundak gadis lain.
Aku tersenyum. Lepas rasanya.
Gadis itu bukan aku. Tetapi aku justru tersenyum bahagia. Aku sekarang tahu jawabannya. Selama ini, sikapmu seperti itu, hanya untuk tempat persinggahan sementara.
Sahabatku sempat bertanya, apakah ada rasa perih yang terasa di dada ? mungkin 10 menit awal, rasa sedih menyelimuti hampir di seluruh diriku. Tetapi lambat laun, justru rasa bahagia yang hadir. Aku jadi sadar, dan semakin sadar, kalau dia bukanlah yang ‘ terbaik ‘ yang akan menjadi pendamping hidupku hingga akhir masa.
Selama ini aku juga mengingkari diriku sendiri. Seandainya dia orang yang baik, pastinya dia akan mempertimbangkan perasaanku selama ini. Setidaknya, aku pernah mengatakan padanya, bahwa aku juga dulu pernah patah hati. Tetapi aku menjadi bersikap hormat pada orang yang kusukai jika sikapnya akan sama seperti sedia kala. Aku pun juga akan menahan diri dan mengingat statusku sebagai teman dan tidak akan bertindak lebih. Memutuskan tali silahturahmi adalah hal buruk menurutku. Aku pun tidak pernah mengatakan bahwa aku menyukai seseorang itu. Aku tipe yang cinta dalam diam. Tetapi, kamu justru adalah orang yang paling mengecewakanku di antara lelaki lain yang mematahkan hatiku.
Kamu tidak pernah menyapaku lagi. Kamu tidak pernah memberikan selamat ulang tahun kepadaku, walau aku mengucapkan selamat ultang tahun kepadamu. Sementara, si Ari dan si Fero selalu saling mengucapkan selamat ulang tahun. Hal sesederhana seperti itu pun kalau tidak bisa dilakukan, bagaimana bisa nantinya kalau aku bersama dengan kamu ? Dan aku bersyukur akan hal itu.
Karena bagiku hal itu bukanlah sebuah mainan.
Dan pasangan itu nantinya akan menjdi teman, sahabat, seumur hidup.
Dan aku bahagia, karena kemarin, aku tahu jawabannya,
Dia itu bukan kamu.