Ketika Sang Rembulan Datang
Karya : Cynthia Novelia
Rabu dan rembulan. Ingatkah kau di mana ketika sajak – sajak cinta keluar dari bibirku? Ah... Tentu kau takkan mengingatnya. Hanya sebuah candaan. Pastilah itu dugaanmu ketika kuucapkan kata – kata itu. Tepat hari ini, Rabu tiba kembali. Sebulan sejak hari di mana hanya ada kita berdua. Ya, hanya kita berdua. Kau dan aku. Kita berjalan, bertatap, tersenyum, dan tertawa, hanya berdua. Meski, hubungan ini masih dibatasi dengan kata ‘sahabat’.
***
Selasa itu, kau mengabariku kalau kau tiba akan tiba di kotaku pada hari Rabu. Dan hanya Rabu itulah kau bisa menghabiskan waktumu di kotaku. Kamis datang, dan kau pun pergi. Itulah rencanamu. Selama hari Rabu itu, kau berencana untuk mengunjungiku. Berdebar hatiku saat membaca pesan singkatmu itu. Dan kau mengajakku untuk berkeliling kota. Hatiku semakin berdebar. Walapun kau mengajak teman yang lain, aku tak peduli. Yang terpenting adalah aku bisa melepas rasa rinduku yang sudah membukit.
Keesokan harinya, rencanamu nyata terwujud. Kau mengunjungi rumahku. Lalu kau mengajakku jalan. Tapi, kau semakin membuatku tak karuan tatkala kau mengatakan tiada teman lain yang bisa ikut jalan – jalan. Ah, sebuah kebahagiaan yang patut ku syukuri. Kami memang mengelilingi kota hanya berdua. Ya! Hanya berdua! Diam – diam kutatapi wajamu yang tersenyum ketika melihat keindahan kotaku. Andai, kau membalas tatapanku dan berkata ‘sayang’.
Uhm…
kurasa itu tak mungkin terjadi..
Saat berjalan secara berdampingan, aku berharap tiba – tiba kau menggandeng tanganku. Ternyata yang kudapati hanyalah angan yang semakin menyayatku.